Warren Buffet merupakan seorang tokoh paling berpengaruh dalam investasi. Investor asal Omaha, Nebraska, Amerika Serikat ini bahkan menjadi ikon investor ulung selama beberapa dekade terakhir. Hal ini tak mengherankan, mengingat sejarah Warren Buffett dalam dunia penanaman modal pun sudah dimulai sejak dia baru menginjak usia sebelas tahun.
Buffett pun telah mencatatkan dirinya sebagai salah satu orang terkaya di seluruh dunia selama bertahun-tahun. Dia bahkan menjadi orang terkaya di dunia keenam tahun 2021 versi Forbes. Tak main-main, jumlah hartanya mencapai USD96 miliar. Angka yang begitu fantastis—bahkan sulit dibayangkan, bukan?
Dengan pencapaiannya yang terbukti nyata selama bertahun-tahun, wajar jika Buffett menjadi panutan dalam dunia finansial dan investasi. Tak heran, banyak kutipannya pun yang menjadi motivasi orang-orang untuk memperbaiki kondisi keuangan mereka.
Kapan Warren Buffett Mulai Berinvestasi?
Warren Edward Buffett mencapai usia 91 tahun pada 2021 ini. Namun, tak cuma usia fisiknya, tetapi sejarah warren buffett dalam berinvestasi pun tak kalah panjang. Di saat anak-anak berumur 11 tahun lainnya kebanyakan masih hanya bersenang-senang, Buffett justru menanamkan modalnya kali pertama pada 80 tahun silam.
Filantropis dengan garis keturunan Perancis ini menunjukkan bakat dan ketertarikannya dalam dunia bisnis dan investasi sejak usianya masih sangat belia. Ketika usianya baru mencapai enam tahun, Buffett menjual Coca-Cola dan permen karet dari pintu ke pintu. Uang yang berhasil diperolehnya pun disimpan dan menjadi modal investasinya lima tahun kemudian.
Buffett kecil sering mengunjungi kantor pialang saham regional yang berada di dekat kantor pialang saham ayahnya. Dalam sebuah perjalanan menuju New York City ketika usianya menginjak 10 tahun, Buffett mengunjungi Bursa Saham New York (New York Stock Exchange).
Tak lama, saat usianya mencapai 11 tahun, Buffett pun membeli saham untuk kali pertamanya. Dia membeli 3 saham Cities Service Preferred dengan harga per lembarnya senilai USD38. Saham tersebut kemudian sempat mengalami penurunan dan membuat Buffett sempat meragu untuk melepas atau mempertahankannya.
Buffett akhirnya memutuskan untuk mempertahankannya, tetapi tidak lama. Begitu harga kembali naik dan menunjukkan adanya margin kecil dari pembelian awalnya, dia langsung menjual saham tersebut. Buffett menjualnya senilai USD40 per lembar sehingga memperoleh keuntungan USD2 untuk setiap lembar saham.
Namun, keputusan tersebut disesali Buffet kemudian. Pasalnya, saham Cities Service Preferred melejit hingga lima kali lipat setelah itu. Kejadian itu pun mengajarkan hal penting pada Buffett mengenai betapa pentingnya kesabaran dalam investasi.
Minat Buffett dalam investasi pun tidak berkurang sama sekali. Begitu dia dan keluarganya pindah ke Washington D.C. ketika usianya 13 tahun, dia mengambil pekerjaan sebagai loper koran The Washington.
Selama sekitar dua tahun bekerja, dia berhasil mengumpulkan uang sebesar sekitar USD2.000. Sebagian dananya itu (USD1.200) kemudian diinvestasikan ke pertanian Nebraska. Melalui kemampuan dan keuletannya dalam bekerja serta kejeliannya dalam berinvestasi, Buffett pun berhasil mengumpulkan USD5.000 sebelum menginjak 20 tahun.
Terlepas dari background yang dimiliki, pengalaman berharga Warren Buffett ini mengajarkan pada kita bahwa berinvestasi memberi keuntungan lebih baik dibandingkan hanya menabung. Hal tersebut pun masih relevan dengan kondisi saat ini—bahkan mungkin sampai kapan pun.
“Today people who hold cash equivalents feel comfortable. They shouldn’t. They have opted for a terrible long-term asset, one that pays virtually nothing and is certain to depreciate in value.” —Warren Buffett.
Ilmu Investasi Warren Buffett
Sejarah Warren Buffett dan kisah inspiratif dalam berinvestasi tak berhenti sampai situ. Ilmu yang dia miliki terus berkembang, baik dari pengalamannya dalam mempraktikkan investasi maupun pengetahuan yang diperoleh dari mentor.
Buffett telah berhasil memperoleh ribuan dolar saat dirinya masih remaja. Dia pun lebih tertarik untuk menekuni bisnis dan investasi daripada harus melanjutkan kuliah. Namun, sang ayah mendesaknya untuk bersekolah di Wharton Business School University of Pennsylvania. Sayangnya, dia hanya bertahan selama dua tahun karena menilai bahwa dirinya mempunyai pengetahuan lebih banyak dibandingkan para profesornya.
Pria yang kini disebut-sebut sebagai The Oracle of Omaha alias Sang Peramal dari Omaha itu lantas pindah ke Universitas Nebraska-Lincoln. Di sana, di dapat menyelesaikan pendidikannya dalam waktu tiga tahun saja meski pada saat yang bersamaan juga bekerja penuh waktu.
Buffett mengidolakan Benjamin Graham, penulis buku The Intelligent Investor. Profesornya di pendidikan pascasarjana Columbia tersebut berhasil mengubah hidupnya selamanya. Salah satu pembelajaran penting tersebut adalah filosofi Graham dalam teori investasi nilai yang mendorong para investor untuk mencari saham yang dijual di bawah nilai intrinsiknya. Teori ini sebenarnya cukup sederhana, tetapi membutuhkan banyak riset mengenai perusahaan untuk dapat menentukan nilai kekayaan bersihnya.
Namun, penelitian tersebut sangat cocok dengan Buffett. Bahkan, sebagian besar keputusan Buffett dalam bisnis selama 40 tahun berikutnya pun dilakukan berdasarkan filosofi ini. Begitu menyelesaikan pendidikan master, dia kembali ke Nebraska dan membaca laporan perusahaan di pialang ayahnya.
Hal tersebut menjadi kebiasaannya dalam menjalankan bisnis. Menurut berbagai sumber, Buffett menghabiskan sekitar lima sampai enam jam per hari membaca laporan tahunan dan publikasi perdagangan.
Pencapaian Warren Buffett di Umur 30 Tahun
Hubungan Buffett dan Graham terus berlanjut meski keduanya tak lagi di tempat yang sama, sampai kemudian Buffett ditawari bekerja di Graham-Newman Corp. Ketika Buffett berusia 25 tahun, Graham pun bersiap untuk pensiun. Saat itulah dia menawari Buffett untuk menggantikan posisinya di perusahaan yang dikelola oleh Graham dan Jerry Newman tersebut.
Firma investasi di Wall Street itu kemudian tutup pada tahun 1956. Graham meninggalkan New York dengan senang hati dan kekayaan mencapai ratusan ribu dolar Amerika. Dia pun kembali ke Omaha dan mendirikan kemitraan investasi bernama Buffett Partnership Ltd.
Buffett yang berusia 30 tahun berhasil mencatatkan kekayaan mencapai USD1 juta ketika rerata pendapatan tahunan keluarga Amerika hanya berada di angka USD5.600. Nilai itu pun terus bertumbuh dan mencapai USD26 juta ketika Buffett mencapai usia 35. Adapun salah satu momentum besar dalam perjalanan investasi Buffett adalah ketika dia berinvestasi pada Berkshire Hathaway, sebuah produsen tekstil di Massachusetts.
Biar bagaimanapun, Warren Buffett tidaklah selalu ‘untung’. Dia juga pernah melakukan “kesalahan” meski untung yang diperolehnya tetaplah jauh lebih banyak.
Salah satu kesalahan yang pernah dilakukan oleh Buffett adalah membeli Disney ketika harga saham perusahaan media dan hiburan itu rendah. Dia kemudian menjualnya dengan keuntungan kecil, padahal Disney kemudian berkembang pesat setelah penjualan tersebut. Selain itu, Buffett juga pernah membeli saham USAir, yang kemudian disesalinya—Buffett bahkan pernah memperingatkan sekelompok mahasiswa bisnis di Columbia untuk tidak berinvestasi di maskapai penerbangan. Sejarah Warren Buffett dalam berinvestasi merupakan salah satu pembelajaran nyata yang dapat kita ambil dan terapkan. Melalui kisah panjang Buffett, kita dapat pula mengetahui beberapa kunci penting dalam berinvestasi, seperti kesabaran, menemukan mentor dan lingkungan yang tepat, serta terus menambah wawasan agar dapat mengambil keputusan yang bijak.