Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Indikator Awan Ichimoku: Satu Indikator Tapi Lengkap, Dicoba!

memahami indikator awan ichimoku

Dalam dunia trading, ada banyak sekali indikator yang bisa kamu gunakan untuk mengambil keputusan. Saking banyaknya, kadang ada trader yang bingung memilih indikator mana yang bisa mereka gunakan. Salah satu dari sekian banyak indikator yang ada, ada indikator Ichimoku yang cukup populer.

Dalam bahasa Jepang, “Ichimoku” sendiri berarti awan. Indikator yang terkenal ini dibuat oleh Goichi Hasoda. Banyak pakar pasar menganggap Ichimoku sebagai indikator tren yang paling dapat diandalkan dibanding dengan indikator lain yang sejenis seperti moving average.

Komponen dalam Indikator Awan Ichimoku

elemen indikator awan ichimoku

Jika kamu lihat sekilas, menggunakan indikator ini mungkin tampak menakutkan. Ichimoku adalah sistem perhitungan yang cukup rumit. Tapi itu juga alasannya kenapa instrument ini sangat kuat dan serbaguna. Kamu bisa menggunakannya sebagai indikator tren, untuk mengindetifikasi arah tren serta titik balik.

Ichimoku juga bisa digunakan untuk menentukan level support dan resistance untuk aset. Indikator ini adalah dasar yang bagus untuk strategi apapun, terutama sebagai alat yang memadai untuk melakukan analisis teknis. Adapun komponen-komponen yang perlu kamu ketahui dari indikator ini antara lain adalah:

1. Jalur Konversi (Tenkan-sen) dan Jalur Standar (Kijun-sen)

Awan Ichimoku terdiri dari 5 komponen utama. Pertama adalah garis konversi (Tenkan-sen, 9 periode) dan garis standar (Kijun-sen, 26 periode) yang bertindak sebagai garis support dan resistance dinamis.

Biasanya persilangan antara garis konversi yang lebih cepat di atas garis standar menandakan bias atau pembalikan tren bullish. Sedangkan kebalikannya menunjukkan bias atau pembalikan tren bearish.

  • Jalur konversi (Tekan-sen) dihitung dengan (9-period high + 9-period low) /2
  • Standar line (Kijun-sen) dihitung sebagai (26-period high + 26-period low) /2

2. Cloud: Awan Jalur 1 (Senkou Span A) dan Awan Jalur 2 (Senkou Span B)

Selanjutnya mari kita bahas cloud atau awannya. Awan terdiri dari dua jalur yakni Awan Jalur 1 (Senkou Span A) dan Awan Jalur 2 (Senkou Span B). keduanya diplot 26 periode ke depan, artinya tergerser 26 periode menjelang candlestick terakhir.

Cloud ini merupakan puncak dari Ichimoku Kinko Hyo dan cawan yang akan memudahkan kamu dalam melakukan trading. Kumo menentukan keseimbangan antara support dan resistance dengan mempertimbangkan dinamika harga selama periode sebelumnya. Semakin lama periode penggunaannya, semakin akurat sinyal jual dan beli yang bisa kamu tangkap.

Lalu, bagaimana cara membaca sinyalnya? Biasanya jika Awan Jalur 1 berada di atas Awan jalur 2, awan berwarna hijau menunjukkan bias bullish sementara dalam skenario sebaliknya, awan berwarna merah menunjukkan bias bearish. Awan ini juga disebut dengan Kumo.

3. Garis Tertinggal/Lagging Line (Chikou Span)

Yang terakhir namun tidak kalah penting adalah Lagging Line atau Chikou Span. Banyak trader dan investor yang salah paham dan tidak tahu apa itu Chikou Span dan bagaimana cara menggunakannya. Memahami bagaimana cara menggunakan garis ini sangat penting untuk trading probabilitas yang lebih tinggi.

Jadi secara singkat bisa disimpulkan bahwa garis ini akan selalu mengikuti secara persis harga penutupan dalam setiap periode tetapi digeser kembali sebanyak 26 periode. Intinya, Lagging Line adalah garis yang digeser mundur 26 periode.

Biasanya saat Lagging Line melewati bagian bawah garis harga masa lalu, kemungkinan pergerakan bearish atau pembalikan yang valid akan naik. Dalam skenario kebalikan dari persilangan di atas aksi harga masa lalu, probabilitas pergerakan bullish yang valid akan meningkat. 

Bagaimana Cara Menggunakan Strategi Awan Ichimoku?

cara memakai indikator awan ichimoku

Ada beberapa alasan kenapa indikator Ichimoku dianggap mampu memberikan sinyal beli dan sinyal jual yang andal. Tidak seperti indikator lainnya, indikator Awan Ichimoku bisa memberikan konfirmasi yang secara bersamaan meningkatkan probabilitas sinyal beli atau jual yang valid. Karena itulah kenapa banyak pakar yang menyebut bahwa indikator ini bisa digunakan secara aktif secara tunggal sementara sebagian indikator lain hanya akan bekerja maksimal jika digunakan dalam bentuk kombinasi.

Berikut 3 konfirmasi untuk sinyal jual/beli yang valid dengan strategi Ichimoku:

1. Harga Bullish yang Menutup di Luar Awan

Kondisi pertama yang paling kritis untuk sinyal beli yang valid adalah candlestick bullish yang ditutup di luar awan untuk pertama kalinya. Penembusan seperti itu bisa dianggap sebagai tanda bahwa harga akan melanjutkan pergerakan naiknya. Untuk sinyal jual yang valid, candlestick bearish harus ditutup di luar dan di bawah awan untuk pertama kalinya.

2. Harga Berada di Atas Garis Konversi (Tenkan-sen) dan Garis Standar (Kijun-sen)

Dalam kondisi kedua ini mengharuskan candlestick bullish ditutup di atas garis konversi dan garis standar. Apalagi jalur konversi seharusnya sudah melintas di atas jalur standar. Untuk sinyal jual, candlestick bearish ditutup di bawah garis konversi dan garis standar. Terlebih jalur konversi seharusnya sudah melewati bagian bawah jalur standar.

3. Bullish Lagging Line (Chikou Span) Melewati Aksi Harga Sebelumnya

Yang terakhir adalah untuk peningkatan probabilitas dari sinyal beli yang valid, Lagging Line seharusnya sudah melewati batas atas aksi harga masa lalu. Demikian juga untuk sinyal jual yang valid, Lagging Line seharusnya sudah melewati bagian bawah aksi harga yang sebelumnya.

Kelebihan dan Kekurangan Indikator Awan Ichimoku

kelemahan dan kelebihan indikator ichimoku

Seperti halnya indikator trading lainnya, awan Ichimoku juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan indikator Ichimoku antara lain adalah:

  • Serbaguna. Indikator ini bisa digunakan untuk mendeteksi tren, menentukan arahnya, level support, resistance serta intensitas dinamika harga
  • Sederhana. Indikator ini bisa dengan mudah digunakan baik oleh trader pemula maupun profesional
  • Kompatibel. Indikator ini bisa digabungkan dengan indikator sederhana lainnya termasuk moving average, MACD, RSI dan lain sebagainya. Pendekatan komprehensif akan menghilangkan noise yang tidak perlu dalam trading dan meningkatkan akurasi sinyal perdagangan.

Adapun kekurangan dari strategi awan Ichimoku antara lain yaitu:

  • Variasi. Untuk pemula, kamu mungkin akan mudah bingung pada awalnya dalam membaca sinyal dan komponen apa yang dimaksud. Ini bisa menyebabkan kesalahan dalam trading
  • Berpotensi membuat kebingungan. Adanya terlalu banyak baris bisa membingungkan para trader yang tidak berpengalaman. Namun sebenarnya sangat mudah memperbaikinya. Jika kamu baru mengenal indikatornya, kamu bisa mencoba berbagai strategi menggunakan garis atau cloud secara khusus. Dengan cara ini kamu akan secara bertahap mempelajari prinsip-prinsip dari indikator tersebut dan menguji strateginya.

Dalam trading apapun baik trading saham atau forex, tidak ada strategi atau indikator yang benar-benar sempurna dan bisa selalu memberikan keuntungan. Kamu mungkin perlu mempelajari satu demi satu dan mengkombinasikan berbagai indikator untuk mengetahui mana yang paling sesuai dengan gaya trading kamu.Itulah ulasan lengkap seputar indikator awan Ichimoku. Semoga informasi ini bisa menjadi tambahan ilmu yang membantu kamu mendapatkan profit dalam trading.

Leave a comment

© 2024 Purobo. All Rights Reserved.